Tugas Budaya Dasar
Ø Letak Geografis
Suku Serawai adalah suku bangsa dengan populasi terbesar kedua yang hidup di daerah Bengkulu. Sebagian besar masyarakat suku Serawai berdiam di kabupaten Bengkulu Selatan, yakni di kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim. Suku Serawai mempunyai mobilitas yang cukup tinggi, saat ini banyak dari mereka yang merantau ke daerah-daerah lain untuk mencari penghidupan baru, seperti ke kabupaten Kepahiang, kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Bengkulu Utara, dan sebagainya.
Secara tradisional, suku Serawai hidup dari kegiatan di sektor pertanian, khususnya perkebunan. Banyak di antara mereka mengusahakan tanaman perkebunan atau jenis tanaman keras, misalnya cengkeh, kopi, kelapa, dan karet. Meskipun demikian, mereka juga mengusahakan tanaman pangan, palawija, hortikultura, dan peternakan untuk kebutuhan hidup.
Ø Budaya Sehari-hari
PERKENALAN BUJANG GADIS
Perkenalan bujang gadis terjadi dirumah si gadis, apabila bujang ingin berkenalan dengan si gadis, bujang harus kerumah si gadis dan terlebih dahulu diterima oleh orang tua sang gadis, untuk mengenali lebih dekat gadis pujaanya, bujang harus merayu orangtuanya dengan bahsa yang halus ”perambak” selain dengan kata-kata yang halus harus pula merendahkan diri.
Apabila bujang sudah mendapatkan hati sang orang tua maka orang tua tersebut akan segera “membangunkan” anak gadisnya, yang biasanya sudah terlebihdahulu mengintip dari balik kain pintu. Gadis akan segerakeluar apabila dia ada hati dengan tamunya, tetapi apabila si gadis tidak tertarik pada si bujang maka si gadis tidak akan keluar dari kamarnya.Maka berkenalanlah mereka pada malam itu dan apabila mereka setuju akan meneruskan hubungan mereka hingga ke pelaminan.
PERTUNANGAN
Pertunangan ini berawal dari kesepakatan antara bujang gadis, yang kemudian akan mengatakan kepada orang tua masing-masing. Kemudian pada hari pertunangan tersebut datanglah keluarga si bujang kerumah si gadis dengan membawa 30 batang lemang.
Pertunangan ini berawal dari kesepakatan antara bujang gadis, yang kemudian akan mengatakan kepada orang tua masing-masing. Kemudian pada hari pertunangan tersebut datanglah keluarga si bujang kerumah si gadis dengan membawa 30 batang lemang.
Dalam pertunangan ini terjadi beberapa syarat :
a. apabila terjadi pembatalan pernikahan dari pihak perempuan, maka uang yang diantarkan pada pertunangan ini akan dikembalikan kepada pihak laki-laki dengan jumlah dua kali lipat.
b. apabila terjadi pembatalan pernikahan dari pihak laki-laki maka uang yang akan dikembalikan dari pihak perempuan jumlahnya tetap.
Dalam pertunangan ini akan ditetapkan kapan harinya akan dilangsungkan hari pernikahannya apakah akan dilangsungkan selama 3 bulan lagi, 4 bulan lagi, atau 5 bulan lagi tergantung dari kesepakatan.
Selama dalam jangka waktu tersebut bujang akan datang kerumah gadis yang kemudian akan diajak si calon mertua bekerja seperti : membuat dangau, membuat anjung, membantu calon mertua mengurus sawah, lading yang milik ayah dari si gadis tadi, dan bukan milik orang lain.
PERGANTIAN NAMA
Pergantian nama disini maksudnya pergantian nama panggilan atau “tuturan”. Yang dimaksudkan supaya tata cara bicara panggilan lebih halus dan lebih baik dan lebih enak didengar dilingkungan setempat.
Pergantian nama panggilan ini terjadi setelah selesai acara pertunangan bisa ditentukan apakah dan siapakah panggilan yang cocok. Dan ketika si bujang bermalam di rumah si gadis, dalam arti si bujang pun akan bertemu dengan sanak saudara family si gadis dan si bujang pun harus mengetahui apa yang akan dipanggilkannya kepada sanaknya tersebut.
Si bujang bisa menanyakan perihal panggilan nama kepada bapak calon mertuanya bagaimana dia bisa menyapa sanak saudaranya si gadis tadi.
PERNIKAHAN
Pernikahan ini terjadi setelah ada persetujuan dari keduabelah pihak sanak saudara dari kedua calon mempelai. Calon suami datang bersama rombongannya kerumah mempelai wanita dengan membawa 30 batang lemang, mas kawin dan segala keperluan pernikahan dirumah calon istri. Sebelum masuk kerumah mempelai, terlebih dahulu di sambut tuan rumah dengan sejenis pantun yang kemudia disusul dengan tarian. Dimana sebelumnya dari kedua belah pihak sudah menyipkan penari masing-masing yang akan menari seperti pencak silat dengan memakai pedang.
HUBUNGAN KEKERABATAN
Hubungan kekerabatan juga dipengaruhi oleh kulo sebelum terjadi akad nikah. Kalau yang dipakai kulo reto, maka hubungan istri dengan kedua orang tuanya seolah-olah sudah terputus. Andaikata istri mau pergi bertandang kerumah orang tuanya, istri harus minta izin, setelah mendapat izin baru boleh masuk kedalam rumah orang tuanya. Dalam hal ini,istri sudah dianggap orang lain. Begitu juga hubungannya dengan saudar-saudaranya dan dengan paman, bibi, serta kaum kerabat lainnya. Suami tetap menghormati mertuanya, tetapi hubungan suami tidak akrab dengan pihak mertuanya. Begitu juga hubungan kekerabatan pada jenis kulo semendo masuak kampung. Hubungan suami dengan orang tua atau saudara-saudaranya serta dengan kaum kerabat lainnya, serta antara istri dan mertua tidak akrab. Lain halnya dengan jenis kulo semendo merdiko . dalam pengaturan kulo ini, suami atau istri bebas mencari dimana mau tinggal. Justru itu pergaulan antara anak dan orang tua atau pergaulan antara menantu dan mertua akrab sekali. Begitu juga pergaulan antara saudara-saudaranya serta kepada kaum kerabat lainnya. Antara menantu dan mertua terjalin hubungan akrab sebagaimana antara anak dan orang tuanya sendiri. Demikian juga antara ipar, paman dan bibi akan saling membantu dalam menghadapi kesulitan, musibah, dan lain.
Ø Pelajaran yang akan diajarkan
Saya mungkin akan mengajarkan Bahasa Indonesia supaya peduduk suku serawai bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Ø Bagaimana Cara Mengajarnya
Mungkin saya Pertama tama akan mengenalkan Huruf Alfhabet terlebih dahulu ke mereka untuk supaya bias baca dan untuk menulis nya mungkin saya akan melatih mereka dengan cara membikin huruf alfhabet ke sebuah kertas dengan mengajarkan sedikit demi sedikit mulai dari A-Z sehingga mereka sampai Hafal diluar kepala mereka .
Ø Jabarkan Rencana Kerja
Saya akan mengajarkan anak-anak yang berumur 6-12 tahun dengan cara belajar yang tidak membosankan dengan memberikan candaan di waktu belajar sehingga mereka dapat fokus dalam belajar dan memahami isi pelajaran.
Ø Apa yang ingin Dicapai
· Diri Sendiri
Saya ingin menambah pengetahuan tentang berbagai suku di Indonesia dengan menjadi pengajar di Suku Serawai.
· Masyarakat Suku Serawai
Saya ingin masyarakat di sana dapat hidup lebih baik lagi dan dapatmengikuti perkembangan zaman.
Sumber : http://www.google.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Serawai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar