KELAYAKAN USAHA AGRIBISNIS PERTERNAKAN AYAM POTONG
Catur julianto fuadi, arief
wicaksono, sundoro ryan fadhilah
Mahasiswa
Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Industri perternakan
ayam di masyarakat semakin berkembang dan meluas. Akan tetapi dalam pelaksanaan
bisnis perternakan ayam tersebut belum dapat di ketahui berapa besarnya
pendapatan yang diperoleh dalam bisnis tersebut.
penelitian ini bertujan untuk meneliti faktor – faktor produksi yang di pergunakan dalam pengolahan usaha, dan pendapatan bersih yang diperoleh dalam satu periode.
penelitian ini bertujan untuk meneliti faktor – faktor produksi yang di pergunakan dalam pengolahan usaha, dan pendapatan bersih yang diperoleh dalam satu periode.
Kata Kunci : Ayam
potong dan Pendapatan
ABSTRAC
Industrial
chicken farms in
the community is growing and expanding. However,
in the implementation of the chicken farming business
can not know
how much the income earned in the business.
bertujan study to examine the factors - factors of production are in use in the processing business, and revenue generated in one period.
Keywords: broiler and total revenue
bertujan study to examine the factors - factors of production are in use in the processing business, and revenue generated in one period.
Keywords: broiler and total revenue
PENDAHULUAN
pembangunan subsektor perternakan merupakan
salah satu sector yang memberikan peranan penting dalam pembangunan ekonomi
nasional, yaitu sebagai salah satu penyedia bahan pangan hewani yang
berkualitas berupa daging dan telur. Berbagai upaya – upaya untuk meningkatkan
produksi perternakan untuk memenuhi tingkat konsumsi masyarakat Indonesia
terhadap kebutuhan pangan .
Indikasi peranan bisnis kecil dan bisnis menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, ekspor non-migas, penyerapan, tenaga kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti. (M. irfan, 2000). Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil menengah memiliki peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh bisnis tersebut. Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Untuk mengetahui tingkat skala usaha yang dapat memberikan pendapatan keuntunga maksimal pada pelaku usaha ternak perlu dilakukan kegiatan penelitian yang memungkinkan pelaku usaha dapat mengetahui besarnya pendapatan dan keuntungan serta efesiensi perternakan ayam dalam skala kecil menengah.
Indikasi peranan bisnis kecil dan bisnis menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, ekspor non-migas, penyerapan, tenaga kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti. (M. irfan, 2000). Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil menengah memiliki peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh bisnis tersebut. Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Untuk mengetahui tingkat skala usaha yang dapat memberikan pendapatan keuntunga maksimal pada pelaku usaha ternak perlu dilakukan kegiatan penelitian yang memungkinkan pelaku usaha dapat mengetahui besarnya pendapatan dan keuntungan serta efesiensi perternakan ayam dalam skala kecil menengah.
Tujuan Penelitian
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen faktor produksi yang di gunakan dalam pengolahan bisnis, dan mengetahui besarnya pendapatan bersih yang diperoleh pada setiang tingkatan skala usaha per-periode.usaha per-periode dan mengetahui masalah persaingan dalam industri bisnis.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen faktor produksi yang di gunakan dalam pengolahan bisnis, dan mengetahui besarnya pendapatan bersih yang diperoleh pada setiang tingkatan skala usaha per-periode.usaha per-periode dan mengetahui masalah persaingan dalam industri bisnis.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
ini dilaksanakan pada perternakan ayam PT. Subur Makmur di kabupaten Bogor,
jawa barat penelitian dilakukan setelah mengamati perternakan tersebet selama
beberapa periode, untuk metode pengumpulan data mengunakan metode survey dan data sekunder milik PT. Subur Makmur data yang diambil dengan skala usaha 15.000
ekor per periode produksi. Skala usaha adalah jumlah kepemilikan ternak ayam
pedaging (jumlah ayam yang dipelihara) oleh seorang peternak per satu angkatan
pemeliharaan. Model usaha ternak ayam pedaging di Kabupaten Bogor ini adalah
secara kemitraan.
Data
dikumpulkan melalui 3 cara yaitu
1. Wawancara
dengan pemilik peternakan dengan daftar pertanyaan terbuka sebagai pedoman
wawancara.
2. Observasi
lapangan dari kegiatan usaha perternakan ayam dari bibit sampai DOC
3. Laporan
keuangan hasil penjualan ayam pedaging per periode
Analisa pendapatan
perternakan ayam dihitung berdasarkan selisih antara Total Revenue dan Total Cost
TC = FC + VC
------------------- TR – TC = Keuntungan, dimana:
FC = biaya tetap ( Fix Cost )
VC = biaya tidak
tetap (variable Cost)
TC = biaya total (Total Cost)
TR = Penerimaan total (Total Revenue)
Model fungsi usaha
ternak ayam PT. Subur Makmur Kabupaten Bogor
adalah:
Y = f (X1, X2, ……..,X6)
dimana;
Y = Keuntungan (rupiah)
X1 = Skala
usaha (ekor)
X2 = Volume
produksi (ekor)
X3 = harga jual ayam (rupiah)
X4 = biaya total produksi (rupiah)
X5 = lama
pemeliharaan (hari)
X6 =
Pengalaman beternak (tahun)
Dari
persamaan model usaha ternak ayam pedaging tersebut, selanjutnya dilakukan
analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara berbagai variabel yang
menjelaskan tingkat keuntungan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Analisis
kelayakan digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha agribisnis
perternakan ayam. Dalam suatu industry bisnis terdapat banyak rintangan dalam
persaingan industri global
Yaitu
rintangan ekonomis yaitu biaya pengangkutan dan penyusutan. Biaya pengangkutan
mendorng skala ekonomis yang didapat
dari produksi yang terpusat, biaya pengangkutan yang tinggi menyebabkan biaya
variable bertambah karena berat ayam DOC mengalami penyusutan, produk yang
terkena biaya angkut pun dimasukan dalam laporang keuangan per periode.
Unsur-unsur
pokok yang menjadi bahan analisa untuk mengetahui pendapatan adalah menghitung
pendapatan dan biaya-biaya yang di keluarkan.
Biaya
tetap
Biaya tetap adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai usaha ternak ayam potong secara tetap yang tidak tergantung pada besarnya skala usaha seperti pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan kandang, peralatan, listrik, gaji tetap karyawan yang dinyatakan dalam satuan harga rupiah selama satu siklus pemeliharaan. Untuk melihat secara terinci pengeluaran tersebut berdasarkan tingkat volume usaha adalah sebagai berikut.
Biaya tetap adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai usaha ternak ayam potong secara tetap yang tidak tergantung pada besarnya skala usaha seperti pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan kandang, peralatan, listrik, gaji tetap karyawan yang dinyatakan dalam satuan harga rupiah selama satu siklus pemeliharaan. Untuk melihat secara terinci pengeluaran tersebut berdasarkan tingkat volume usaha adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Biaya tetap usaha perternakan ayam potong pada skala 15.000,tahun
2012
No.
|
URAIAN
|
Skala
Usaha(Ekor)
|
15.000
|
||
1
2
3
4
5
|
Pajak Bumi & Bangunan
Penyusutan Kandang
Penyusutan alat
Peralatan listrik
Gaji tetap
|
1.250.000
5.000.000
2.750.000
350.000
1.800.000
|
TOTAL
|
11.150.000
|
Sumber : data keuangan
Berdasarkan tabel 1 biaya rata-rata usaha perternakan ayam terbesar
adalah untuk penyusutan kandang, penyusutan alat dan keperluan gaji. Sedangkan
biaya pajak bumi dan bangunan, dan peralatan listrik tidak terlalu besar.
Biaya
variabel
Biaya yang di keluarkan tergantung pada jumlah besar kecilnya volume
usaha. Semakin besar skala usaha, maka semakin besar pula biaya yang harus di
keluarkan untuk membiayai usaha perternakan ayam tersebut. Yang termasuk ke
dalam biaya variable adalah biaya bibit, pakan, obata-obatan, karung, tenaga
kerja, sekam, bahan bakar diesel.
Tabel 2 biaya variable perternakan ayam pada skala usaha 15.000,tahun
2012
NO.
|
URAIAN
BIAYA
|
Skala
usaha
|
15.000
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Bibit
Pakan
Obat-obatan
Alas kandang
Biaya tambahanTenaga kerja
Bahan bakar
Listrik
Sekam
|
10.500.000
90.000.000
200.000
350.000
50.000
50.000
400.000
650.000
|
TOTAL
|
102.200.000
|
Sumber : data keuangan perusahaan
Berdasakan tabel 2 biaya variable terbesar adalah untuk keperluan
penyediaan bibit DOC dan untuk keperluan pakan ayam yang sampai 5 ton , karena
semakin besar skala usaha semakin besar pula biaya -biaya yang di kelurkan .
Dan biaya obat-obatan hanya untuk
mengantisipasi kematian yang di akibatkan oleh penyakit, akan tetapi apabila
terkena penyakit peternak akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk memanggil
dokter hewan dan pembelian vitamin untuk ayam.
Penjualan pada umumnya dilakukan
setelah ayam potong berumur sekitar 28 sampai 33 hari, penjualan ayam melalui
supplier yang telah memsan ayam pada peternak. Hasil penjualan sebagai
penerimaan peternak pada skala usaha dapat dilihat pada tabel berikut dibawah
ini. Penjualan biasanya dilakukan
dengan menimbang berat badan ayam,
Rata-rata harga pasar ayam adalah Rp 16.000 per ekor dengan berat
berkisar 1,3 – 1,5 kg. Dengan melihat
hasil penjualan dan perhitungan biaya yang telah digunakan pengusaha ternak,
maka pendapatan mereka dapat diketahui termasuk penerimaan sampingan yang
diperoleh dari menjual kotoran ayam yang dapat digunakan sebagai pupuk kandang.
Untuk melihat pendapatan usaha peternak ayam potong secara terinci dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Nilai Penerimaan Rata-rata Ternak Ayam Potong
pada Skala Usaha 15.000, tahun 2012
NO
|
SKALA USAHA
|
NILAI JUAL
|
TOTAL
|
|
AYAM
|
PUPUK
|
|||
1
|
15.000
|
197.712.000
|
1.500.000
|
197.862.000
|
Sumber: Data keuangan
Tabel 4. Pendapatan Usaha Ternak
Ayam Potong
NO
|
SAKALA USAHA
|
PENERIMAAN
|
PENGULUARAN
|
PENDAPATAN
|
|
TETAP
|
VARIABEL
|
||||
1
|
15.000
|
197.862.000
|
11.150.000
|
102.200.000
|
84.512.000
|
Sumber: Data keuanagan
Tabel 4 terlihat bahwa pada usaha dengan populasi sebesar 15.000
ekor mampu memperoleh pendapatan setiap
periode sebesar Rp. 84.512.000 atau hanya memperoleh manfaat keuntungan sebesar
Rp. 5634,13 per ekor, tetapi pendapatan
tersebut masih harus dibagi dengan mitra, karena PT. Subur Makmur memiliki
mitra dengan CV. CV tersebut menginvestasikan dananya kepada peternakan PT.
subur makmur, akan tetapi investasi tersebut bukan berupa uang tetapi berupa
bibit ayam DOC dan pakan. Pembagian pendapatan peternakan dibagi sesuai dengan
perjanjian yang telah di sepakati.
KESIMPULAN
1.
Semakin besar skala usaha (volume
peliharaan) ayam, pendapatan bersih yang diterima semakin besar
2.
Mengumpulkan data-data informasi tentang
peternakan agar dapat memperkecil faktor-faktor produksi yang dapat
mempengaruhi pendapatan peternak
3.
Memahami kondisi pasar yang di tuju
untuk pemasaran ayam potong
4.
Peternak sebaiknya juga membuat catatan
usaha secara teratur, lengkap dan terperinci serta
terpisah dari laporan kegiatan usaha untuk mempermudah peternak
mengetahui kondisi usahanya
DAFTAR PUSTAKA
A.Nugraha,S.E. M.M, ”pengantar bisnis”, hal 99-181
Novi Itsna Hidayati,”kelayakan usaha agribisnis ayam pedaging”.
Edjeng Supriatna,”strategi pengembangan ayam lokal di
Indonesia”.tahun 2010
Achmad Gusasi,Muh. Amir
Saade.”analisi pendapatan dan efisiensi usaha
ternak ayam potong pada skala usaha kecil”. Tahun 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar