Sabtu, 08 Desember 2012

Tulisan Cerpen


TEMANKU SEKUAT BAJA
 “Demi aku yang pernah ada dihatimu pergisaja dengan kekasihmu yang baru,dan aku yang terluka oleh hatimu mencoba mengobati perihku sendiri”
Aku yang sedang asik mendengarkan lagu tersebut, dari MP3 HP ku didalam kelas saat jam istirahat. Melihat Vera sahabat terbaikku yang sedang duduk desamping tempat duduk ku. Dengan selampe yang menutupi wajah manisnya itu.
Ra,ra.. raa…, kamu kenapa ? Segera aku lepaskan tangan Vera yang menutupi mukanya itu, Vera meneteskan air mata yang cukup deras. Aku tidak tahu apa penyebab Vera demikian.
Aku tidak apa-apa kok tul,aku baik. Sahut Vera terhadap pertanyaanku tadi. Tidak mungkin kamu tidak apa-apa kalau air matamu tidak menetes ra !.
Resa tul, Resa….. Vera memeluk tubuhku dengan eratnya sambil bercerita tentang resa yang tiba-tiba terlintas difikirannya itu.
Resa?! Ada apa dengan dia? Apa dia menyakitimu lagi ra?.‘Tidak,tidak kok tul, hanya……. ‘Hanya,hanya ngomong tuh yang jelas ra supaya aku mengarti. ‘Kamu setel lagu tadi membuatku mengingat tentang Resa tul. Aku kangen,aku masih sayang dengan dia, tapi aku tahu mungkin Resa sudah tidak mencintaiku lagi. ‘Ya ampun, sudahlah ra, inget tidak ketika dia menyakitimu? Membuatmu menangis karena dia? Kamu ingat kan ra?, move on ra move on.
Aku merangkul Vera sahabatku sembari menasihati dia agar dapat bisa melupakan si Resa mantannya yang 5 tahun lalu telah putus. Aku tidak pernah tenang saat Vera menangis, aku selalu berusaha membuat Vera tersenyum kembali. 5 tahun sudah mereka berpisah, dan 8 kali juga Vera telah berganti kekasih semenjak putus dengan Resa. Namun, cinta Vera yang terlalu besar kepada Resa mengalahkan mereka semua. Semenjak Vera putus dengan Resa aku tidak pernah melihat Vera sebahagia dahulu, aku merasakan perubahan drastis di diri Vera.
“Ratul, aku benar-benar tidak tahu apa yang menjadi penyebab aku masih menyayangi Resa, memang dia pernah menghianati aku,namun kamu tahu sendiri tul dia melakukan itu karena salah aku juga dan mungkin dia balas dendam terhadapku. ‘Yasudah sekarang kamu yang sabar,ikhlasin dia, berdoa yang terbaik untuk dia bila kamu menyayanginya.
Vera tersenyum mendengarkan nasihatku tanpa ada lagi satu patahpun yang terjawab dari mulutnya. 1 tahun telah berlalu, aku dan Vera telah lulus sekolah SMA dengan nilai amat memuaskan. Aku dengan Vera berpisah setelah dua minggu kami lulus. Aku pindah keJogja untuk melanjutkan pendidikanku di salah satu Universitas di Jogja,sedangkan Vera telah diterima kerja di daerah Jakarta yang lumayan jauh jaraknya dari rumah Vera.
2 bulan berlalu,Vera mengirimkan surat kepadaku. Vera mengatakan dia telah berbahagia, telah dapat melupakan Resa mantannya terdahulu. Vera bertemu dengan seseorang yang ,membuatnya selalu tersenyum bahagia Vera telah benar-benar menyayangi Anton kekasih baru Vera. Aku senang mendengarnya, akhirnya Vera dapat melupakan Resa . Aku sudah yakin sebelumnya bahwa Vera akan dapat melewatinya.
Selang 3 tahun berlalu Vera sudah tidak lagi mengirimkan surat padaku, begitu juga saat aku mengirimkan surat kepadanya Vera tidak 1 pun Vera membalasnya. Akhirnya, aku putuskan utnuk pergi ke Jakarta menemui Vera mengetahui kabar dia dan juga kabar keluarga ku. Aku tidak sabar ingin bertemu dengan mereka, ketika aku sudah sampai di Jakarta aku peluk Ibu dan ayahku.
‘Bu,yah kenapa Vera tidak kerumah? Bukan sudah aku beritahukan sebelumnya bahwa aku ingin ke Jakarta? ‘ Ibu dan ayah tidak tahu nak, coba kamu mengunjungi rumah Vera mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya. ‘Yasudah bu, yah Ratul kerumah Vera dahulu ya assalammualaikum.
Aku pergi dengan keadaan mencemaskan karena memikirkan Vera, hatiku tidak tenang entah apa yang terjadi pada Vera saat ini. Aku kebutkan mobilku menuju rumah Vera, 20 menit dalam perjalanan akhirnya aku sampai dirumah Vera, aku lihat ibu Vera di teras depan rumah dengan keadaan yang membingunkan. Segera aku memakirkan mobil dan segera aku menuju kearah ibu Vera.
‘Assalammualaikum. ‘Eh kamu tul, kapan sampai? Maaf yah tante dan Vera tidak kerumah kamu,dari tadi Vera mengurung diri dalam kamar tul, entah apa masalah yang dia hadapi tidak mau diceritakan pada ibu, mungkin dengan kamu dia mau bercerita tul. ‘Yasudah nanti akan Ratul buju tante agar Vera mau cerita, boleh Ratul masuk tante?. ‘Tentu. Silahkan nak.
Aku berlari menuju kamar Vera, aku sangat mengkhawatirkan keadaannya, bagiku Vera sudah seperti saudara kandungku sendiri. Aku telah berada depan kamar Vera, aku lihat tisu dimana mana, makanan yang telah tersaji masih terlihat utuh tidak sedikitpun tersentuh. Aku melihat Vera sedang menggenggam sebuah foto, yang aku lihat sepintas adalah foto Anton kekasih baru Vera.
‘Veraaa……,ya ampun kenapa kamu jadi seperti ini sih? Kenapa kamu tidak ada kabar selama ini padaku, kamu kenapa ra?.
Vera hanya terdiam ketika aku bertanya tentang keadaannya yang sangat mencemaskanku, aku mengusap setiap tetesan-tetesan airmata yang keluar dari mata Vera, aku berusaha menyuapkan sedikit nasi kemulut Vera namun tidak sedikitpun Vera membuka mulutnya.
‘Aku tidak mau tul, aku mau Anton disini aku mau Anton menemaniku aku sangat menyayanginya kenpa dia pergi dengan wanita lain yang belum tentu kasih sayangnya sama sepertiku tul? Anton jahat tul Anton jahat….. ‘Yasudah ra mungkin bukan dia yang menjadi terbaik buatmu, masih banyak yang sayang kamu ra. Yakinlah suatu saat akan datang seseorang yang akan benar-benar menyayangimu jangan seperti ini ra, aku sahabatmu tidak akan meninggalkanmu disini. Sudah ya ra jangan menyiksa diri kamu sendiri.
Aku peluk Vera dengan mengusapkan punggungnya, aku ingin dia tersenyum lagi. Aku ambil makanan yang telah tersaji tadi dan aku suapkan ke mulut Vera. Aku bereskan kamarnya yang sangat berantakan oleh tisu, aku mengajak Vera keluar dan membawa Vera kesuatu tempat agar dia dapat melupakan kesedihannya dan melupakan semua masalah yang sedang dihadapi Vera.
‘Ver, kita pergi yukk aku sudah kangen bangat pergi bareng denganmu.
Aku menggandeng Vera yang masih lemas karena abis menangis berjam-jam, kini aku telah semester 4 aku putuskan untuk pindah tempat kuliah di Jakarta dan kedua orang tua ku menyutujuinya. Aku tak mau lagi Vera kenapa-kenapa karena bagiku mempunya sahabat seperti Vera sangatlah menyenangkan dan tidak ada lagi yang seperti Vera.
3 tahun berlalu, kini aku lihat Vera lebih bahagia, telah bisa melupakan mantannya. Telah membuat kedua orang tuanya bangga dengan apa yang dia raih saat ini dan dapat menyelesaikan semua masalahnya.
Cerpen Karangan: Lidya Rachmawati
Sumber                : http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/temanku-sekuat-baja.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar