Minggu, 27 April 2014

Tugas Softskill



KELAYAKAN USAHA AGRIBISNIS  PERTERNAKAN AYAM POTONG
Catur julianto fuadi, arief wicaksono, sundoro ryan fadhilah
Mahasiswa Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Industri perternakan ayam di masyarakat semakin berkembang dan meluas. Akan tetapi dalam pelaksanaan bisnis perternakan ayam tersebut belum dapat di ketahui berapa besarnya pendapatan yang diperoleh dalam bisnis tersebut.
penelitian ini bertujan untuk meneliti faktor – faktor produksi yang di pergunakan dalam pengolahan usaha, dan pendapatan bersih yang diperoleh dalam satu periode.
Kata Kunci : Ayam potong dan Pendapatan
ABSTRAC
Industrial chicken farms in the community is growing and expanding. However, in the implementation of the chicken farming business can not know how much the income earned in the business.
bertujan study to examine the factors - factors of production are in use in the processing business, and revenue generated in one period.
Keywords: broiler and total revenue
PENDAHULUAN
 pembangunan subsektor perternakan merupakan salah satu sector yang memberikan peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional, yaitu sebagai salah satu penyedia bahan pangan hewani yang berkualitas berupa daging dan telur. Berbagai upaya – upaya untuk meningkatkan produksi perternakan untuk memenuhi tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap kebutuhan pangan .
Indikasi peranan bisnis kecil dan bisnis menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, ekspor non-migas, penyerapan, tenaga kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti. (M. irfan, 2000). Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil menengah memiliki peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh bisnis tersebut. Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Untuk mengetahui tingkat skala usaha yang dapat memberikan pendapatan keuntunga maksimal pada pelaku usaha ternak perlu dilakukan kegiatan penelitian yang memungkinkan pelaku usaha dapat mengetahui besarnya pendapatan dan keuntungan serta efesiensi perternakan ayam dalam skala kecil menengah.
Tujuan Penelitian
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen  faktor produksi  yang di gunakan dalam pengolahan bisnis, dan mengetahui besarnya pendapatan bersih yang diperoleh pada setiang tingkatan skala usaha per-periode.usaha per-periode dan mengetahui masalah persaingan dalam industri bisnis.

BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada perternakan ayam PT. Subur Makmur di kabupaten Bogor, jawa barat penelitian dilakukan setelah mengamati perternakan tersebet selama beberapa periode, untuk metode pengumpulan data mengunakan metode survey  dan data sekunder milik PT. Subur Makmur  data yang diambil dengan skala usaha 15.000 ekor per periode produksi. Skala usaha adalah jumlah kepemilikan ternak ayam pedaging (jumlah ayam yang dipelihara) oleh seorang peternak per satu angkatan pemeliharaan. Model usaha ternak ayam pedaging di Kabupaten Bogor ini adalah secara kemitraan.
Data dikumpulkan melalui 3 cara yaitu
1.      Wawancara dengan pemilik peternakan dengan daftar pertanyaan terbuka sebagai pedoman wawancara.
2.      Observasi lapangan dari kegiatan usaha perternakan ayam dari bibit sampai DOC
3.      Laporan keuangan hasil penjualan ayam pedaging per periode
Analisa pendapatan perternakan ayam dihitung berdasarkan selisih antara Total Revenue dan Total Cost
TC = FC + VC ------------------- TR – TC = Keuntungan, dimana:
FC = biaya tetap ( Fix Cost )
VC = biaya tidak tetap  (variable Cost)
TC = biaya total (Total Cost)
TR = Penerimaan total  (Total Revenue)

Model fungsi usaha ternak ayam PT. Subur Makmur Kabupaten Bogor  adalah:
Y   = f (X1, X2, ……..,X6) dimana;
Y   = Keuntungan (rupiah)
X1 = Skala usaha (ekor)
X2 = Volume produksi (ekor)
X3 = harga jual ayam (rupiah)
X4 = biaya total produksi (rupiah)
X5 = lama pemeliharaan (hari)
X6 = Pengalaman beternak (tahun)
Dari persamaan model usaha ternak ayam pedaging tersebut, selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara berbagai variabel yang menjelaskan tingkat keuntungan.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kelayakan digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha agribisnis perternakan ayam. Dalam suatu industry bisnis terdapat banyak rintangan dalam persaingan industri global
Yaitu rintangan ekonomis yaitu biaya pengangkutan dan penyusutan. Biaya pengangkutan mendorng skala ekonomis  yang didapat dari produksi yang terpusat, biaya pengangkutan yang tinggi menyebabkan biaya variable bertambah karena berat ayam DOC mengalami penyusutan, produk yang terkena biaya angkut pun dimasukan dalam laporang keuangan per periode.
Unsur-unsur pokok yang menjadi bahan analisa untuk mengetahui pendapatan adalah menghitung pendapatan dan biaya-biaya yang di keluarkan.

Biaya tetap
Biaya tetap adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai usaha ternak ayam potong secara tetap yang tidak tergantung pada besarnya skala usaha seperti pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan kandang, peralatan, listrik, gaji tetap karyawan yang dinyatakan dalam satuan harga rupiah selama satu siklus pemeliharaan. Untuk melihat secara terinci pengeluaran tersebut berdasarkan tingkat volume usaha adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Biaya tetap usaha perternakan ayam potong pada skala 15.000,tahun 2012
No.
URAIAN
Skala Usaha(Ekor)
15.000
1
2
3
4
5
Pajak Bumi & Bangunan
Penyusutan Kandang
Penyusutan alat
Peralatan listrik
Gaji tetap
1.250.000
5.000.000
2.750.000
350.000
1.800.000
TOTAL
11.150.000
Sumber : data keuangan
Berdasarkan tabel 1 biaya rata-rata usaha perternakan ayam terbesar adalah untuk penyusutan kandang, penyusutan alat dan keperluan gaji. Sedangkan biaya pajak bumi dan bangunan, dan peralatan listrik tidak terlalu besar.
Biaya variabel
Biaya yang di keluarkan tergantung pada jumlah besar kecilnya volume usaha. Semakin besar skala usaha, maka semakin besar pula biaya yang harus di keluarkan untuk membiayai usaha perternakan ayam tersebut. Yang termasuk ke dalam biaya variable adalah biaya bibit, pakan, obata-obatan, karung, tenaga kerja, sekam, bahan bakar diesel.
Tabel 2 biaya variable perternakan ayam pada skala usaha 15.000,tahun 2012
NO.
URAIAN BIAYA
Skala usaha
15.000
1
2
3
4
5
6
7
8
Bibit
Pakan
Obat-obatan
Alas kandang
Biaya tambahanTenaga kerja
Bahan bakar
Listrik
Sekam
10.500.000
90.000.000
200.000
350.000
50.000
50.000
400.000
650.000
TOTAL
102.200.000
Sumber : data keuangan perusahaan
Berdasakan tabel 2 biaya variable terbesar adalah untuk keperluan penyediaan bibit DOC dan untuk keperluan pakan ayam yang sampai 5 ton , karena semakin besar skala usaha semakin besar pula biaya -biaya yang di kelurkan . Dan  biaya obat-obatan hanya untuk mengantisipasi kematian yang di akibatkan oleh penyakit, akan tetapi apabila terkena penyakit peternak akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk memanggil dokter hewan dan pembelian vitamin untuk ayam.
Penjualan  pada umumnya dilakukan setelah ayam potong berumur sekitar 28 sampai 33 hari, penjualan ayam melalui supplier yang telah memsan ayam pada peternak. Hasil penjualan sebagai penerimaan peternak pada skala usaha dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.   Penjualan biasanya dilakukan dengan menimbang berat badan ayam,
Rata-rata harga pasar ayam adalah Rp 16.000 per ekor dengan berat berkisar 1,3 – 1,5 kg.  Dengan melihat hasil penjualan dan perhitungan biaya yang telah digunakan pengusaha ternak, maka pendapatan mereka dapat diketahui termasuk penerimaan sampingan yang diperoleh dari menjual kotoran ayam yang dapat digunakan sebagai pupuk kandang. Untuk melihat pendapatan usaha peternak ayam potong secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel  3.  Nilai Penerimaan Rata-rata Ternak Ayam Potong pada Skala Usaha 15.000, tahun 2012
NO
SKALA USAHA
NILAI JUAL
TOTAL
AYAM
PUPUK
1
15.000
197.712.000
1.500.000
197.862.000
Sumber:  Data keuangan
Tabel 4.  Pendapatan Usaha Ternak Ayam Potong
NO
SAKALA USAHA
PENERIMAAN
PENGULUARAN
PENDAPATAN
TETAP
VARIABEL
1
15.000
197.862.000
11.150.000
102.200.000
84.512.000
Sumber:  Data keuanagan
Tabel 4 terlihat bahwa pada usaha dengan populasi sebesar 15.000 ekor  mampu memperoleh pendapatan setiap periode sebesar Rp. 84.512.000 atau hanya memperoleh manfaat keuntungan sebesar Rp. 5634,13  per ekor, tetapi pendapatan tersebut masih harus dibagi dengan mitra, karena PT. Subur Makmur memiliki mitra dengan CV. CV tersebut menginvestasikan dananya kepada peternakan PT. subur makmur, akan tetapi investasi tersebut bukan berupa uang tetapi berupa bibit ayam DOC dan pakan. Pembagian pendapatan peternakan dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati.



KESIMPULAN
1.      Semakin besar skala usaha (volume peliharaan) ayam, pendapatan bersih yang diterima semakin besar
2.      Mengumpulkan data-data informasi tentang peternakan agar dapat memperkecil faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan peternak
3.      Memahami kondisi pasar yang di tuju untuk pemasaran ayam potong
4.      Peternak sebaiknya juga membuat catatan usaha secara teratur, lengkap dan terperinci  serta  terpisah dari laporan kegiatan usaha untuk mempermudah peternak mengetahui kondisi usahanya

DAFTAR PUSTAKA
A.Nugraha,S.E. M.M, ”pengantar bisnis”, hal 99-181
Novi Itsna Hidayati,”kelayakan usaha agribisnis ayam pedaging”.
Edjeng Supriatna,”strategi pengembangan ayam lokal di Indonesia”.tahun 2010
Achmad Gusasi,Muh. Amir Saade.”analisi pendapatan dan efisiensi usaha ternak ayam potong pada skala usaha kecil”. Tahun 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar